Meski memiliki pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan analis, saham AMD dilaporkan mengalami penurunan hingga 7% di kuartal ketiga 2024.
Saham Advanced Micro Devices (AMD) mengalami penurunan sebesar 7% dalam perdagangan setelah jam kerja setelah panduan pendapatan kuartal empat yang lebih rendah dari perkiraan memicu kekhawatiran investor. Investor khawatir kendala pasokan dapat membatasi kemampuan AMD untuk memenuhi ekspektasi laba dan pendapatan di kuartal mendatang.
Pada kuartal ketiga, AMD melaporkan pendapatan sebesar USD6,82 miliar dan laba per saham (EPS) yang disesuaikan sebesar USD0,92. Keduanya melampaui perkiraan analis yang berada di USD6,7 miliar dan USD0,70.
Namun, panduan kuartal empat AMD menunjukkan rentang pendapatan antara USD7,2 hingga USD7,8 miliar, dengan titik tengah USD7,5 miliar, sedikit di bawah perkiraan analis sebesar USD7,54 miliar.
CEO AMD, Lisa Su, mengungkapkan bahwa permintaan untuk produk pusat data perusahaan tetap kuat, berupaya meyakinkan investor di tengah penurunan saham. “Kami melihat permintaan yang kuat untuk produk kami di pusat data dan beban kerja terkait,” ujar Su. Namun, panduan yang mengecewakan ini mencerminkan potensi kendala di pasar.
Bisnis pusat data AMD tetap menjadi titik terang, dengan pendapatan mencapai USD3,5 miliar di kuartal ketiga, menandai pertumbuhan tahunan sebesar 122%. Margin operasional segmen ini juga naik menjadi 29% dari 19% pada periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan kinerja yang solid dalam memenuhi permintaan komputasi berkinerja tinggi di pasar.
Di sisi lain, bisnis gaming AMD mengalami penurunan tajam pada kuartal ketiga, dengan pendapatan hanya sebesar USD462 juta, turun sekitar USD1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD1,5 miliar. Penurunan ini, menurut AMD, sebagian besar disebabkan oleh melemahnya penjualan konsol yang mempengaruhi segmen semi-custom mereka.
Segmen klien AMD, yang mencakup produk CPU konsumen, mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 29% dengan pendapatan sebesar USD1,9 miliar. Produk ini mencakup chip yang dirancang untuk kecerdasan buatan (AI) konsumen, terutama pada laptop. Namun, meskipun permintaan AI meningkat, saham AMD tidak melonjak setinggi pesaing utamanya, NVIDIA, yang lebih populer untuk beban kerja AI.
Dengan panduan kuartal empat yang kurang optimis, AMD dihadapkan pada tantangan terkait pasokan yang mungkin mempengaruhi kinerja di masa depan. Investor perlu mewaspadai volatilitas saham AMD di tengah persaingan ketat di industri semikonduktor, khususnya pada segmen AI yang terus berkembang pesat.