Google mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan startup nuklir bernama Kairos Power untuk memenuhi kebutuhan energi data center AI mereka.
Google mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan startup nuklir bernama Kairos Power untuk memenuhi kebutuhan energi data center AI mereka. Perjanjian ini mencakup pembangunan tujuh reaktor nuklir modular kecil (Small Modular Reactors/SMR) di Amerika Serikat, yang diharapkan dapat menghasilkan 500 megawatt listrik hingga akhir dekade ini.
Dilansir dari Engadget (15/10), reaktor pertama diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2030, dengan yang lainnya datang hingga tahun 2035.
Reaktor nuklir modular kecil ini lebih kecil dari reaktor nuklir tradisional dan dirancang untuk dibangun di dalam pabrik, bukan di lokasi proyek, sehingga dapat menurunkan biaya konstruksi. Kairos Power juga memerlukan izin dari Komisi Regulator Nuklir Amerika Serikat untuk mendesain dan membangun reaktor tersebut.
Google percaya bahwa energi nuklir memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan bersih dan membantu memenuhi kebutuhan teknologi AI. Menurut direktur senior Google untuk energi dan iklim, “Grid memerlukan sumber daya bersih dan andal seperti ini untuk mendukung pengembangan teknologi ini”.
Langkah ini juga merupakan langkah historis dalam industri teknologi, karena ini adalah perjanjian korporat pertama untuk membeli energi nuklir dari reaktor modular kecil. Dengan adanya perjanjian ini, Google dapat memastikan ketersediaan energi yang cukup untuk mendukung operasional data center mereka yang semakin meningkat seiring dengan revolusi AI.
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengumumkan rincian keuangan dari kesepakatan tersebut. Google mengatakan bahwa struktur kesepakatan tersebut akan membantu menekan biaya dan mempercepat penyaluran energi.