Automated security validation: Kunci utama CTEM



ASV tidak hanya membantu dalam mendeteksi kerentanan, tetapi juga memastikan bahwa alat keamanan yang diinvestasikan berfungsi dengan baik.

Di tengah meningkatnya ancaman siber, Automated Security Validation (ASV) muncul sebagai salah satu solusi penting dalam manajemen risiko keamanan. ASV memberikan perspektif penyerang terhadap kerentanan yang ada, memungkinkan tim keamanan untuk memvalidasi eksposur dan langkah-langkah keamanan secara terus-menerus. 

Dilansir dari The Hacker News (11/8), ASV diakui sebagai elemen krusial dalam strategi keamanan siber modern. Dengan pendekatan proaktif, ASV membantu organisasi mengidentifikasi kelemahan sebelum dimanfaatkan oleh penjahat siber. 

Namun, para ahli mengingatkan bahwa mengandalkan ASV saja tidak cukup. Dalam konteks ini, integrasi ASV dengan kerangka kerja Continuous Threat Exposure Management (CTEM) sangat dianjurkan. CTEM, yang terdiri dari lima tahap—perencanaan, penemuan, prioritas, validasi, dan mobilisasi—memberikan pendekatan menyeluruh untuk manajemen ancaman siber.

“ASV memberikan pandangan komprehensif terhadap permukaan serangan dan membantu tim keamanan memprioritaskan kerentanan,” kata seorang analis keamanan siber. “Namun, tanpa integrasi dengan CTEM, organisasi dapat kehilangan gambaran besar mengenai risiko yang mereka hadapi.”

ASV tidak hanya membantu dalam mendeteksi kerentanan, tetapi juga memastikan bahwa alat keamanan yang diinvestasikan berfungsi dengan baik. Dengan mengotomatiskan proses validasi, organisasi dapat menghemat waktu dan sumber daya, sekaligus meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam penilaian keamanan.

Meski demikian, beberapa alat ASV berpotensi membahayakan operasi bisnis jika tidak diterapkan dengan hati-hati. Oleh karena itu, kolaborasi dengan CTEM menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan.

Dengan menggabungkan kekuatan ASV dan CTEM, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih baik, mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, dan pada akhirnya meningkatkan postur keamanan mereka. Integrasi ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menghadapi risiko siber yang terus berkembang dan menjaga kelangsungan bisnis.

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap keamanan siber, pemahaman dan penerapan kerangka kerja seperti CTEM menjadi semakin relevan bagi organisasi di seluruh dunia.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top