FBI menduga bahwa peretas yang terkait dengan Tiongkok telah mengakses log panggilan dan pesan SMS pejabat AS.
FBI menduga bahwa peretas yang terkait dengan Tiongkok telah mengakses log panggilan dan pesan SMS pejabat AS. Pada akhir pekan lalu, FBI dan Badan Keamanan Infrastruktur Siber (CISA) mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh aktor yang dikaitkan dengan Republik Rakyat Tiongkok.
Laporan dari The New York Times menyebutkan bahwa perangkat telepon yang digunakan oleh Donald Trump, JD Vance, dan staf kampanye Kamala Harris adalah beberapa dari target, meskipun tidak jelas apa data yang dapat diakses oleh kelompok tersebut.
Penyelidikan ini terkait dengan kelompok peretas yang dikenal sebagai Salt Typhoon yang dikaitkan dengan Tiongkok. Menurut sumber yang familiar dengan penyelidikan, peretas mungkin telah mampu mengakses pesan SMS yang tidak dikodekan dan log panggilan pada perangkat yang menjadi target.
Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa komunikasi audio mungkin telah tercapai, meskipun tidak jelas apakah itu berarti pesan suara atau percakapan telepon. CISA belum segera merespon permintaan komentar, tetapi dalam pernyataan bersama dengan FBI, mereka menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan perusahaan yang terdampak serta potensial korban lain telah diberi tahu.
Penyelidikan ini mencakup sekitar 10 perusahaan, termasuk Verizon dan AT&T, yang terdampak oleh serangan ini. Verizon sebelumnya mengatakan kepada The Times bahwa mereka menyadari bahwa aktor negara yang sangat canggih telah menargetkan beberapa penyedia telekomunikasi AS untuk mengumpulkan informasi. FBI dan CISA mengumumkan pada minggu lalu bahwa mereka sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh aktor yang dikaitkan dengan Republik Rakyat Tiongkok.
Laporan ini menunjukkan bahwa serangan peretas yang terkait dengan Tiongkok terhadap infrastruktur telekomunikasi komersial AS adalah isu serius yang memerlukan perhatian. FBI dan CISA terus berupaya untuk mengidentifikasi dan menghentikan serangan ini, sementara perusahaan yang terdampak dan korban potensial lainnya telah diberi tahu. Meskipun penyelidikan masih berlangsung, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen untuk melindungi infrastruktur kritikal dan data sensitif dari serangan siber yang berbahaya.