Dampak negatif penggunaan AI generatif dalam iklan politik



Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh New York University’s Center on Technology Policy menemukan bahwa masyarakat cenderung tidak mempercayai kandidat politik yang menggunakan teknologi AI generatif.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh New York University’s Center on Technology Policy menemukan bahwa masyarakat cenderung tidak mempercayai kandidat politik yang menggunakan teknologi AI generatif dalam iklan kampanye mereka. Dilansir dari Engadget (10/10), studi ini melibatkan seribu peserta yang menonton iklan politik dari kandidat fiksi.

Beberapa iklan disertai dengan penjelasan bahwa AI digunakan dalam pembuatan iklan tersebut, sementara yang lain tidak memiliki penjelasan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa kehadiran penjelasan AI terkait dengan penilaian penonton yang lebih rendah terhadap kandidat yang dipromosikan.

Penelitian ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penggunaan AI dalam kampanye politik, terutama menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat pada bulan November. Beberapa negara bagian telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkan iklan politik untuk mengungkapkan penggunaan AI generatif, dengan tujuan untuk melindungi pemilih dari informasi yang menyesatkan.

Namun, studi ini menunjukkan bahwa penonton bereaksi negatif terhadap pengungkapan tersebut, yang mungkin mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap teknologi yang digunakan untuk memanipulasi opini publik.

Para peneliti menguji dua pernyataan berbeda yang terinspirasi oleh dua persyaratan negara bagian yang berbeda untuk pengungkapan AI dalam iklan politik. Teks yang dikaitkan dengan hukum Michigan berbunyi: “Video ini telah dimanipulasi dengan cara teknis dan menggambarkan ucapan atau perilaku yang tidak terjadi.”

Pernyataan lainnya didasarkan pada hukum Florida, dan berbunyi: “Video ini dibuat seluruhnya atau sebagian dengan menggunakan kecerdasan buatan generatif.” Meskipun pendekatan persyaratan Michigan lebih umum di antara hukum negara bagian, peserta studi mengatakan mereka lebih suka melihat pernyataan yang lebih luas untuk semua jenis penggunaan AI.

Dengan semakin populernya alat AI, banyak negara bagian yang mulai memberlakukan aturan yang mengharuskan kandidat untuk mengungkapkan penggunaan teknologi ini dalam iklan politik mereka. Langkah ini diambil untuk mengatasi kekhawatiran yang meningkat bahwa politisi dapat menggunakan AI untuk menyesatkan atau menipu pemilih.

Meskipun demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan penggunaan AI dalam iklan politik dapat merugikan kandidat, karena masyarakat cenderung menilai mereka sebagai kurang dapat dipercaya dan kurang menarik.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top