Tim peneliti mendeteksi tingkat metana yang tinggi di wilayah tersebut, yang menimbulkan teori bahwa gas metana yang mudah terbakar dilepaskan akibat peningkatan suhu rata-rata.
Para ilmuwan akhirnya berhasil mengungkap penyebab terbentuknya kawah-kawah misterius di Siberia yang selama ini menjadi teka-teki. Kawah-kawah besar tersebut, beberapa di antaranya mencapai kedalaman hingga 50 meter, ternyata disebabkan oleh dampak perubahan iklim.
Dilansir dari Wion News (2/10), kawah pertama ditemukan pada tahun 2014 di Semenanjung Yamal, Siberia, dan beberapa kawah lainnya terus muncul dalam beberapa tahun setelahnya. Pada awalnya, geolog menduga bahwa kawah-kawah ini terbentuk akibat ledakan di bawah tanah. Namun, penyebab ledakan tersebut tidak segera diketahui.
Tim peneliti mendeteksi tingkat metana yang tinggi di wilayah tersebut, yang menimbulkan teori bahwa gas metana yang mudah terbakar dilepaskan akibat peningkatan suhu rata-rata. Kawasan permafrost Siberia memang menyimpan sejumlah besar gas metana, tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa permafrost saja tidak cukup untuk menyebabkan ledakan yang dahsyat tersebut.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh tim insinyur kimia dalam jurnal Geophysical Research Letters menyatakan bahwa ledakan di bawah tanah tersebut dipicu oleh perubahan tekanan yang cepat. “Ada kondisi yang sangat spesifik yang memungkinkan fenomena ini terjadi,” ujar Ana Morgado, insinyur kimia dari Universitas Cambridge yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Tim ilmuwan kemudian memeriksa komposisi tanah di sekitar kawah. Mereka menyingkirkan kemungkinan reaksi kimia sebagai penyebab ledakan dan menemukan bahwa sumber ledakan berasal dari bawah permafrost. Di bawah lapisan permafrost yang selalu beku, terdapat lapisan geologis yang disebut cryopegs—lapisan garam yang tidak membeku meskipun berada dalam suhu dingin ekstrem.
Di Semenanjung Yamal, cryopegs memiliki ketebalan sekitar satu meter dan terletak sedalam 50 meter di bawah permukaan tanah. Di bawah lapisan ini terdapat lapisan lain yang berisi metana dalam bentuk kristal. Lapisan-lapisan ini telah berada dalam keadaan stabil selama bertahun-tahun, namun perubahan iklim yang terjadi sejak 1980-an telah mengganggu keseimbangan mereka.
Pemanasan global menyebabkan lapisan tanah atas mencair dan air yang mencair menembus lebih dalam hingga mencapai lapisan cryopegs. Hal ini memicu peningkatan tekanan di lapisan tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan retakan di permukaan tanah. Ketika tekanan turun dengan cepat, gas metana dilepaskan dengan kekuatan besar, menghasilkan ledakan yang kemudian menciptakan kawah-kawah misterius di Siberia.
Fenomena ini menambah daftar dampak serius dari perubahan iklim yang kini tidak hanya memengaruhi permukaan bumi, tetapi juga lapisan bawah tanah di wilayah permafrost yang sebelumnya stabil.