CSR Pertamina Patra Niaga AFT Hang Nadim Dukung Strategi Bisnis Berkelanjutan


Jakarta, Kabar24 – PT Pertamina Patra Niaga AFT Hang Nadim telah menyelesaikan sesi penjurian TOP CSR Awards 2024 yang digelar secara virtual, Rabu (8/5/2024) lalu. Diwakili oleh Sandy Pradana, sebagai Supervisor HSSE, PT Pertamina Patra Niaga AFT Hang Nadim membawakan presentasi berjudul “Kampung Tue Kampung Berdaye” yang merupakan program CSR unggulan dari perusahaan.

Secara singkat, Sandy mengungkap profil perusahaan, di mana Pertamina AFT Hang Nadim dikatakan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyaluran atau pendistribusian bahan bakar khusus ke Maskapai Penerbangan di Bandara Hang Nadim, menggunakan dua sistem pendistribusian, yakni sistem hidran dan rediler.

Menyinggung soal CSR/TJSL, sebagaimana tertuang dalam pandangan manajemen dan strategi dalam pertumbuhan bisnis perusahaan, disebutkan bahwa CSR/TJSL Pertamina merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap dampak yang diakibatkan oleh kebijakan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan beretika.

Prinsip-prinsip TJSL Pertamina mengacu pada ISO 26000 yaitu: Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, Mempertimbangkan ekspektasi semua stakeholder, taat hukum dan konsisten dengan norma internasional, dan Terintegrasi kedalam kegiatan bisnis.

Ada dua hal yang menjadi tujuan pengelolaan tanggung jawab sosial dalam mendukung strategi bisnis berkelanjutan, yakni memberikan diferensiasi dimana perusahan yang melakukan CSR dalam menciptakan produknya memperhatikan unsur lingkungan sehingga produknya lebih ramah lingkungan dan produk yang ramah lingkungan mampu menarik konsumen; serta memberikan inovasi dan pengembangan terus-menerus tanpa merusak lingkungan.

Program Unggulan

Dalam hal ini, Pertamina Patra Niaga Hang Nadim memiliki dua program CSR unggulan yang telah dilakukan dari tahun 2022 hingga saat ini. Pertama, adalah Program Kampung Tue Berdaye yang bergerak di budi daya perikanan.

“Di sini keterkaitannya dengan bisnis perusahaan ada (dari sisi People), dengan meningkatkan ecowisata sama dengan meningkatkan pariwisata setempat dan meningkatkan keberlangsungan perusahaan yang tergantung dengan wisatawan,” ujar Sandy.

Dalam penjelasannya disebutkan bahwa lewat program ini, perusahaan memberdayakan kelompok nelayan yang sebelumnya melakukan budidaya perikanan menjadi kelompok tani nelayan, hal ini mendorong nelayan sebagai aktor utama dalam melakukan ketahanan pangan di Kampung Tua Kota Batam.

Adapun keunggulan dari program ini adalah menjadi lokasi brenchmarking budidaya di Kota Batam, tempat riset dan memperoleh penghargaan nasional.

Selain itu, seperti ditegaskan Sandy, program Kampung Tue Berdaye sudah berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada poin Poin 1, 7,8,13. Program ini juga disebut telah mendukung strategi bisnis perusahaan, antara lain berkelanjutan, fair shared value, berwawasan pelestarian lingkungan, mengembangkan energi baru terbarukan.

Secara terperinci dikatakan bahwa dampak atau manfaat dari program CSR Kampung Tue Berdaye, antara lain untuk perusahaan, yakni adanya peningkatan reputasi dan kredibilitas perusahaan, memiliki mitra binaan, mendapat SLI, mereduksi resiko bisnis.

Adapun untuk stakeholder, misalnya bagi masyarakat program ini disebut mampu menjadi sarana peningkatan pendapatan dan peningkatakan kapasitas masyarakat; sementara untuk lingkungan program ini melakukan perbaikan lingkungan dengan melakukan rehabilitasi pohon mangrove diarea pesisir pantai.

Terakhir untuk konsumen, Sandy mengatakan bahwa program ini juga menjadi ajang penghubung antara perusahaan dengan stakeholders setempat.

Lebih lanjut dikatakan Sandy, mengenai keterkaitan program CSR dengan Strategi Bisnis Berkelanjutan, disebutkan bahwa program ini menggunakan dan memanfaatkan EBT dalam pelaksanaan programnya, hal ini sejalan dengan strategi bisnis perusahaan yang memanfaatkan EBT sebagai alternatif pemakaian energi yang lebih ramah lingkungan.

“Program Kampung Tue Kampung Berdaye merupakan program pemberdayaan masyarakat adat yaitu kelompok nelayan yang bertujuan untuk mempertahankan sosial dan budaya yang mulai terkikis akibat pembangunan yang massif di Kota Batam.”

“Lewat program ini juga perusahaan turut melakukan perbaikan lingkungan sekitar dengan melakukan penanaman dan pemeliharaan mangrove diarea pesisir pantai. Program ini secara ESG sangat membanggakan karena mampu menggabungkan 3 bidang ESG yakni sosial, lingkungan dan tata kelola dalam 1 (satu) program,” tandas Sandy.

Selain program Kampung Tue Kampung Berdaye, Pertamina Patra Niaga AFT Hang Nadim juga memiliki program unggulan lainya, yakni program Kimara (Kampung Inovasi Plastik Permata Bandara) yang bergerak pada pengelolaan sampah. “Di sini keterkaitan dengan bisnis perusahaan (Planet), yaitu Pengurangan sampah plastik sebesar 1 ton/bulan. Profitnya, Peningkatan ekonomi melalui penjualan hasil karya sampah plastic,” ujar Sandy.

Editor: Busthomi



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top